
Aku benci dengan tidurku
akhir-akhir ini. Tidur yang tak tenang, yang membangunkanku dengan segala
sesuatu yang tak pernah berhenti melawanku entah sejak kapan. Ada kalanya ia
berdiam, meyakinkanku bahwa semuanya sudah selesai dan akan ada kekekalan
pagi-pagi yang baru. Pagi yang tak gelisah, pagi yang tak cemas, pagi yang tak
takut. Namun mungkin ia memang sebebal itu atau mungkin senyumku pada pagi
terlalu memuakkan untuknya. Lalu ia datang, mengguncang-guncangku sampai aku
terbangun. Memperlihatkan taringnya lewat senyum yang...